Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi yang kaya akan tempat wisata. Selain kaya akan tempat wisata, Jawa Barat juga memiliki ragam kebudayaan yang masih dijaga hingga saat ini. Bukti nyata bahwa Jawa Barat tetap menjaga kelestarian budayanya adalah dengan adanya kampus ISBI Bandung dan beberapa kampus seni lainnya yang menyediakan sarana untuk mahasiswa berkreasi dengan kesenian tradisional.
Seringnya diadakan pagelaran alat musik tradisional atau pun tari tradisional juga menjadi salah satu bukti bahwa Provinsi yang beribu kota di Bandung ini tetap melestarikan kebudayaan daerah sampai sekarang. Walaupun beberapa tarian tradisional sering dipentaskan untuk hiburan, hal ini cukup memberi kesadaran pada masyarakat untuk menjaga kelestarian budaya Indonesia. Berikut adalah 8 Tarian Tradisional Daerah Jawa Barat Yang Terkenal.
Tari Merak
Tari Merak |
Tarian Merak berasal dari tanah Pasundan dan dibuat oleh Raden Tjetje Somantri yang terinspirasi dari burung merak, karena sejak zaman dulu Merak menandakan sebuah mahkota. Tidak banyak sejarah mengenai tari merak, penari hanya menari dan melenggak lenggok sembari mengibaskan sayapnya bak seekor burung merak.
Walau begitu tarian ini mengutamakan keindahan dan kecantikan, tak heran jika para penonton yang menyaksikan terkagum-kagum dengan tarian ini. Untuk membedakan tarian ini sangat muda, ciri khasnya adalah seorang penari menggunakan mahkota dan berpakaian seperti kamben ( pakaian tradisional pembungkus tubuh wanita ) namun coraknya seperti burung merak.
Jumlah penari biasanya 3 orang, namun terkadang hanya beranggotakan 2 orang saja, bisa ditarikan dengan berpasangan dan diiringi musik gamelan. Tarian ini termasuk salah satu tarian yang sangat terkenal di luar negeri.
Tari Wayang
Tari Wayang |
Latar belakang tarian ini seperti cerita wayang, biasanya karakter penari diambil dari salah satu karakter wayang golek dengan gerakan tarian yang mengikuti alur cerita. Gerakan tarian terkadang seperti sedang bertarung atau berperang, tergantung dari tema yang dibawakan. Jumlah penari pun bebas dan tarian ini lebih banyak ditarikan oleh laki-laki.
Seiring perkembangan zaman, kini tari wayang telah terbagi menjadi 3 kelompok tarian yaitu Tari Tunggal, Tari Berpasangan, dan Tari Massal. Untuk pakaian yang digunakan disesuaikan dengan karakakter wayangnya sendiri. Biasanya laki-laki akan memerankan karakter Arjuna atau Abimanyu dan wanita menjadi Subadra atau Arimbi. Sedangkan untuk musik pengiring tari wayang adalah gamelan asal Jawa Barat.
Tari Ketuk Tilu
Tari Ketuk Tilu |
Tari Ketuk Tilu berasal dari Sunda, Jawa Barat. Kata tilu artinya tiga, menurut sejarah nama ketuk tilu diambil karena iringan musik untuk tari ini mengeluarkan 3 suara.
Dulu, tarian ini dipentaskan sebagai penyambutan datangnya masa panen sebagai ungkapan rasa syukur pada Dewi Sri. Namun seiring dengan perkembangan zaman, tarian ini bersifat hanya hiburan saja. Musik pengiringnya adalah gong, kecrek, kulanter, rebab, kempul dan kendang besar.
Tari Jaipong
Tari Jaipong |
Tarian yang diciptakan oleh Gugum Gumbira ini sangat dilestarikan oleh orang-orang yang mencintai budayanya, sampai-sampai dibuka komunitas penari Jaipong. Tari Jaipong menjadi salah satu tarian khas Jawa Barat. Tarian ini biasanya dipentaskan bila ada acara-acara pemerintahan dan acara pernikahan.
Tari Jaipong menampilkan keindahan dalam berlenggak lenggok. Pada tahun 1980, tari Jaipong sempat disiarkan disalah satu chanel TV dan membuat tarian tersebut dikenal masyarakat luas. Samapai sekarang Tari Jaipong telah diakui oleh berbagai negara.
Tari Topeng
Tari Topeng |
Tarian Topeng menceritakan tentang Sunan Gunung Jati yang saat itu sedang menguasai kota Cirebon, hingga suatu ketika diserang oleh Pangeran Welang. Saat itu Sunan Gunung Jati tidak sanggup menandingi kekuatan Pangeran Welang dan terancam kalah.
Dari kisah itu lahirlah tari topeng, yang dengan cepat menyebar ke daerah-daerah lain seperti Indramayu, Losari, Brebes, Subang, dan Jatibarang. Penari topeng biasanya disebut dalang. Jumlah penarinya pun tidak disyaratkan terkadang solo atau bahkan lebih dari 2 orang.
Dengan berkembangnya tarian ini, warna topeng pun menjadi bervariasi, setiap warna memiliki makna khusus, dan dalam satu warna terbagi beberapa bentuk topeng dengan karakteristik yang berbeda-beda. Sedangkan bentuk topeng yang dipilih tergantung dari tema yang akan ditampilkan. Pakaian yang digunakan adalah kain batik Cirebon bergaya Losari dan musik pengiring menggunakan tetaluan, barlen, ombak banyu, rumyang, pamindo, bendrong, dan gonjing pangebat.
Tari Keurseus
Tari Keurseus |
Tari Keurseus berasal dari tanah Sunda, kata keurseus berasal dari bahasa Belanda yang artinya kursus. Tarian ini diciptakan oleh seniman yang berasal dari Cirebon. Awalnya tarian ini ditarikan oleh 2 orang yaitu Bapak Kontjer dan Bapak Wentar, diluar dugaan tarian ini disenangi oleh masyarakat, maka banyak orang yang ingin belajar tarian ini. Hingga sekarang, peminat tari Keurseus adalah pria.
Tari Keurseus dibagi menjadi 3 jenis yaitu tari gawil, kawiran dan lenyepan. Gerakan tari keurseus hampir mirip dengan gerakan tari Tayub atau acara Tayuban ( kesenian Jawa Tengah ). Tapi dalam 3 jenis itu, masing-masing jenis memiliki karakteristik masing-masing.
Tari Buyung
Tari Buyung |
Tari Buyung berasal dari Kuningan, Jawa Barat. Kata Buyung sendiri mengandung arti sejenis tanah liat yang digunakan oleh wanita zaman dulu untuk mengambil air. Tari Buyung diciptakan oleh Emalia Djatikusumah, biasanya tarian ini diadakan saat upacara seren taun (upacara adat panen padi masyarakat Sunda yang dilakukan setiap tahun ).
Uniknya selama menari, para penari akan menopang tanah liat berbentuk mirip kendi, biasanya orang zaman dulu menyebutnya ‘buyung’, buyung tersebut ditaruh diatas kepala namun tidak boleh jatuh.
Konon katanya tiap gerakan tari buyung ada maknanya, karena para penari akan melewati sesi dimana mereka menari diatas kendi dengan membawa buyung diatas kepala. Makna yang tersirat dari gerakan ini adalah dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung.
Tari Ronggeng Bugis
Tari Ronggeng Bugis |
Tari Ronggeng Bugis ( bugis adalah ras di daerah Sulawesi Selatan ) berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Ronggeng artinya penari laki-laki yang berpakaian wanita, tarian tersebut bertemakan komedi dan dilakukan oleh 12 hingga 20 orang penari laki-laki.
Dalam tarian ini para penari akan menggunakan make up tebal, bukan untuk terlihat cantik, namun untuk memberi kesan lucu. Sejarah singkat dari tarian ini adalah ketika kerajaan Cirebon menugaskan salah seorang temannya dari ras Bugis untuk memata-matai musuh. Musik yang digunakan untuk melatar belakangi tarian ini antara lain gong kecil, kecrek, dan kelenang.
Semoga bermanfaat, salam blogger !