-->
Contoh Makalah Ruang Lingkup Administrasi Kurikulum

Contoh Makalah Ruang Lingkup Administrasi Kurikulum


TUGAS MAKALAH
RUANG LINGKUP ADMINISTRASI KURIKULUM

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan


Dosen Pengampu : Lalu Hamdian Affandi, M.Pd

Disusun Oleh: Kelompok 1
1. Muh. Riz Ulfiandy (E1R017034)
2. Iqra’Matul Aulia (E1R017026)
3. Ni Luh Eka Widya Santi (E1R018056)
4. Nida’Atun Nisa’ ( E1R018058)
5. Yuyun Ayunda ( E1R017066)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN AJARAN 2019/2020

(Note : Susun sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah jika anda ingin mengambil makalah ini sebagai refrensi. Tampilan yg saya tampilkan disini sesuai dengan keterbatasan tampilan blog, karena penulisan diblog dengan Ms.Word jauh berbeda. Harap dimaklumi)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Ruang Lingkup Administrasi Kurikulum”. Dengan selesainya makalah ini, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kemajuan dalam hal Penyusunan Makalah di kemudian hari.

Akhir kata, kami menyampaikan terimakasih atas bantuan teman-teman yang telah memberikan masukan yang berharga dalam penyusunan makalah ini serta dari semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik.

Wassalamualaikum wr.wb.
Mataram, 8 April 2019


Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pendidikan, bimbingan, pengajaran, belajar, pembelajaran sering disebut sebagai istilah teknis yang kegiatan-kegiatannya lebur dalam aktivitas pendidikan. Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan iImu pengetahuan, pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup baik yang bersifat manual individual dan sosial penyelenggaraan pendidikan menuntut suatu sistem pengelolaan yang teratur, terarah dan terencana, karena pendidikan bukanlah suatu pekerjaan yang dapat dikerjakan secara sembarangan, atau acak-acakan, karena yang dihadapi adalah makhluk hidup (manusia). Dalam prosesnya, pendidikan berdampak pada kualitas yang diperoleh, dimana kualitas itu sangat sulit diukur sebagaimana yang dikemukakan oleh Sagala (2000) bahwa persoalan kualitas amat rumit dan kompleks, bukan hanya konsep kualitas itu amat relatif tetapi faktor yang terkait begitu kompleks dan tidak sederhana. Dalam proses pendidikan hubungan timbal balik antara pendidik dan anak didik berkelanjutan ke arah tujuan yang hendak diwujudkan bersama yaitu tujuan pendidikan atau tujuan proses belajar mengajar dengan hasil yang berkualitas.

Oleh sebab itu, untuk mencapai hal tersebut tentunya sangat perlu ada managemen yang mengaturnya. Kompleksitas yang ada dalam proses pendidikan tidaklah sederhana karena berkaitan dengan pembelajaran, kurikulum, tenaga kependidikan yang profesional, fasilitas, anggaran dan sebagainya. Dengan adanya administrasi dalam pendidikan maka semua komponen tersebut di atas dapat diatur dan dikelola sebaik-baiknya. Dalam hal ini seorang kepala sekolah yang sejatinya adalah seorang top leader mempunyai kewajiban dalam menjalankan administrasi di lembaga atau sekolah yang dipimpinnya.

Satu komponen yang sangat perlu mendapat perhatian adalah kurikulum. Karena memang kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Kurikulum merupakan suatu system program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga kurikulum memegang peran penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu atau berkualitas. Untuk memperluas pengetahuan kita mengenai administrasi kurikulum, penulis akan memaparkan sebuah makalah mengenai RUANG LINGKUP ADMINISTRASI KURIKULUM mudah-mudahan ini dapat menambah wawasan kita mengenai administrasi kurikulum juga menyadarkan kita untuk meningkatkannya dalam suatu lembaga pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah
  1. Apa pengertian administrasi kurikulum?
  2. Apa saja fungsi adminidtrasi kurikulum?
  3. Bagaimana proses administrasi kurikulum?
  4. Bagaimana peran guru dalam administrasi kurikulum?
  5. Bagaimana prinsip administrasi kurikulum?
  6. Apa saja yang dipelajari dalam ruang lingkup administrasi kurikulum?
1.3 Tujuan Permasalahan
  1. Untuk mengetahui pengertian administarsi kurikulum
  2. Untuk mengetahui fungsi administrasi kurikulum
  3. Untuk mengetahui proses administrasi kurikulum
  4. Untuk mengetahui peran guru dalam administrasi kurikulum
  5. Untuk mengetahui prinsip adminstrasi kurikulum
  6. Untuk mengetahui ruang lingkup administrasi kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Administarsi Kurikulum

a. Pengertian administrasi
Kata “administrasi” berasal dari bahasa Latin yang terdiri atas kata ad dan ministrare. Kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam bahasa Inggris, yang berarti “ke” atau “kepada”. Dan ministrare sama artinya dengan kata to serve atau to conduct yang berarti “melayani”, “membantu”, atau “mengarahkan”. jadi Administrasi dalam arti sempit yaitu kegiatan yang meliputi catat-mencatat, surat-menyurat, ketik-mengetik, dan lain-lain yang berhubungan dengan ketatausahaan. Sedangkan administrasi dalam arti luas adalah sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai suatu tujuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa administrasi adalah rangkaian kegiatan atau proses yang di lakukan oleh sekelompok orang yang berlangsung dalam suatu bentuk kerja sama di maksudkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah di tetapkan.

b. Pengertian kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari, dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus di tempuh oleh pelari dari garis srart sampai garis finish.Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa di ungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan manusia. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam Qamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. 

Jadi dapat di simpulkan kurikulum adalah sebagai sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang di rancang dalam bentuk nyata. Dengan demikian, pengembangan kurikulum meliputi penyusunan dokumen, implementasi dokumen serta evaluasi dokumen yang telah disusun.

c. Pengertian administarasi kurikulum

Administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara continue terhadap situasi belajar mengajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pada tingkat sekolah apapun, yang menjadi tugas utama kepala sekolah adalah menjamin adanya program pengajaran yang baik bagi murid-murid.Karena pada dasarnya pengelolaan atau manajemen pendidikan fokus segala usahanya adalah terletak pada Praktek Belajar mengajar (PBM).Hal ini nampak jelas bahwa pada hakikatnya segala upaya dan kegiatan yang dilaksanakan didalam sekolah atau lembaga pendidikan senantiasa diarahkan pada suksesnya PBM. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan administrasi kurikulum agar perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum

2.2 Fungsi Administrasi Kurikulum
  1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
  2. Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstrakurikuler yang di kelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
  3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
  4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
  5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan.Di samping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembalajaran yang efektifdan efisien karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
  6. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan kurikulum, kurikulum yang di kelola secara professional akan melibatkan masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu di sesuaikan dengan cirri khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat.
2.3 Proses Administrasi Kurikulum

Ada beberapa proses administrasi kurikulum sebagai berikut :
  1. Perencanaan Kurikulum
  2. Di dalam perencanaan kurikulum terdapat sekitar masalah tanggung jawab untuk menentukan: Harus bagaimana bentuk kurikulum itu. Siapa yang merencanakan dan bilamana. Ada yang mengemukakan pendapat bahwa perencanaan kurikulum adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian dan karena itu dikerjakan oleh para ahli atau “expert” dalam bidang perencanaan kurikulum. Menurut pendapat ini kurikulum harus direncanakan baik-baik sebelumnya. seringkali secara terperinci mengenai situasi belajar, dan semua murid di semua sekolah tingkat tertentu mempunyai kurikulum yang kira-kira seragam, Mengenai perencanaan dimuka atau “Pre-Planning” terdapat perbedaan pendapat dalam hal sejauh mana perencanaan dimuka dapat dilakukan. Ada beberapa ahli yang mengemukakan pendiriannya, bahwa tidak ada aspek-aspek kurikulum yang harus direncana jauh sebelum situasi belajar berlangsung. Untuk penjelasan singkat, pendapat-pendapat yang berbeda itu dapat dikelompokkan sebagai berikut:
    a. Kurikulum seharusnya direncanakan di muka secara terperinci oleh “experts” dalam bentuk kumpulan mata pelajaran.
    b. Kurikulum direncanakan secara terperinci di muka oleh panitia yang terdiri dari guru- guru dalam bentuk kumpulan mata pelajaran.
    c. Kurikulum direncanakan dalam garis besarnya yang luas oleh panitia yang terdiri dari guru-guru dalam bentuk pedoman kerja. perincian dilakukan oleh guru berdasarkan kebutuhan-kebutuhan murid.
    d. Kurikulum direncanakan dalam garis besarnya berisi partisipasi dari guru-guru dan tokoh-tokoh masyarakat. perincian dilakukan oleh perencanaan bersama guru murid.
    e. Kurikulum direncanakan oleh guru bersama murid pada waktu akan belajar, tanpa perencanaan jauh dimuka.
  1. Pelaksanaan Kurikulum
  2. Sebelum kurikulum benar-benar dilaksanakan, harus terlebih dahulu memperhatikan perbedaan-perbedaan individual. Yang dimaksud disini adalah masalah penyesuaian program pengajaran terhadap perbedaan-perbedaan di antara anak-anak. Jawaban terhadap persoalan ini macam-macam. Kurikulum yangn berorientasikan kumpulan mata pelajaran berasal dari zaman sebelum ada pengetahuan tentang perbedaan-pebedaan individu dan kemapuan pada murid. Pada waktu itu orang menganggap semua murid (kecuali anak-anak lemah jiwa) dapat menguasai semua mata pelajaran yang diberikan disekolah dengan kepandaian yang sama asal mereka rajin belajar. Pada umumnya diakui bahwa makhluk manusia sangat beraneka ragam dalam kemampuannya untuk maju. Keadaan itu telah menggerakkan para pendidikan kepada perbedaan-perbedaan individual ini. Disini timbul perbedaan-perbedaan pendapat mengenai persoalan bagaimana hal ini harus dilaksanakan:
  • konsep kurikulum yang telah di tetapkan jauh di muka harus dikuasai oleh semua murid menurut kecepatan yang telah diatur sebelumnya. Masalahnya ialah menyesuaikan individu-individu yang mempunyai kecepatan belajar yang berbeda-beda pada “realitas” ini.
  • bahwa murid-murid harus dikelompokkan menurut kemampuannya dengan tujuan bahwa pengelompokan ini akan memperkecil perbedaan kemampuan dalam tiap kelompok agar mempermudah pelaksanaan individualis program pengajaran.
  • menciptakan jenis kurikulum berdasarkan pengalaman yang dipusatkan kepada masalah-masalah dan memberikan kesempatan kepada kelompok-kelompok tesebut dalam pendapat kedua untuk bekerja sama memecahkan masalah bersama, yang menarik perhatian bersama. Hal ini menunjukkan tiap anggota kelompok untuk mampu bekerja menurut taraf perkembangan masing-masing dalam bidang akademis sosial dan emosi dan masih menunjang usaha bersama kelompok.
  1. Pengembangan Kurikulum
  2. Dalam Pengembangan Kurikulum terdapat dua proses utama, yakni Pengembangan Pedoman Kurikulum dan Pengembangan Pedoman Instruksional.
    a. Pedoman Kurikuklum, meliputi:
    Latar belakang yang berisi rumusan Falsafah dan tujuan lembaga pendidikan, populasi yang menjadi sasaran, rasional bidang studi atau mata kuliah, struktur organisasi bahan pelajaran.
    Silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang diberikan yakni Scope (ruang lingkup) dan Sequence-nya (urutan pengajiannya).
    Desain evaluasi termasuk strategis revisi atau perbaikan kurikulum mengenai: Bahan pelajaran (Scope dan Sequence) Organisasi bahan dan strategi intruksionalnya
    b. Pedoman instruksional
    Pedoman inttuksional diperoleh atas usaha pengajar untuk menguraikan isi pedoman kurikulum agar lebih mudah untuk mempersiapkannya sebagai pelajaran dalam kelas, dengan demikian apa yang diajarkan benar-benar bersumber dari pedoman kurikulum.
    1. Evaluasi Kurikulum
    2. a. Dasar-dasar Evaluasi Kurikulum
      Evaluasi kuriulum bermacam-macam tujuannya, yang paling penting di antaranya ialah:
    • Mengetahui hingga manakah siswa mencapai kemajuan kearah tujuan yang telah ditentukan.
    • Melalui efektivitas kurikulum.
    • Menentukan faktor biaya, waktu dan tingkat keberhasilan kurikulum.
    • Sering kita lihat bahwa kurikulum dirombak tanpa evaluasi yang sistematis. Jika evaluasi diadakan secara terus-menerus mungkin tak perlu kurikulum diganti seluruhnya, akan tetapi dapat senantiasa di perbaiki dan disempurnakan serta disesuaikan dengan perkembangan zaman.

      b. Desain Evaluasi
      Desain evaluasi menguraikan tentang:
    • Data yang harus dikumpulkan
    • Analisis data untuk “membuktikan” nilai dan efektivitas kurikulum.
    2.4 Peran Guru Dalam Administarsi Kurikulum

    Di dalam pelaksanaan kurikulum tugas guru adalah mengkaji kurikulum tersebut melalui kegiatan perseorangan atau kelompok, dengan demikian guru dan kepala sekolah memahami kurikulum tersebut sebelum dilaksanakan. Dalam proses pengembangan kurikulum peran guru lebih banyak dalam tataran kelas. adapun peran guru sebagai berikut:

    1). Implementers
    Guru berperan untuk mengaplikasikan kurikulum yang sudah ada. Dalam melaksanakan perannya guru hanya menerima kebijakan perumus kurikulum. Guru tidak memiliki ruang baik untuk menentukan isi kurikulum maupun menentukan target kurikulum. Pada fase implementator kurikulum, peran guru dalam pengembangan kurikulum sebatas hanya menjalankan kurikulum yang telah disusun (sebelum reformasi pendidikan).

    2). Adapters
    Guru berperan lebih dari sebagai pelaksana kurikulum, akan tetapi juga sebagai penyelaras kurikulum dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dan kebutuhan daerah. Dalam fase ini guru memberikan kewenangan untuk menyelesaikan kurikulum yang sudah ada dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan lokal.

    3). Developers
    Guru berwewenang dalam mendesain kurikulum. Guru bukan saja dapat menentukan tujuan dan isi pelajaran yang akan disampaikan, akan tetapi juga dapat menentukan strategi apa yang harus dikembangkan serta bagaimana mengukur keberhasilannya. Sebagai pengembang kurikulum sepenuhnya guru dapat menyusun kurikulum sesuai dengan karakteristik, visi dan misi sekolah, serta sesuai dengan pengalaman belajar yang dibutuhkan siswa.

    4). Researchers
    Peran guru sebagai peneliti kurikulum. Peran ini dilaksanakan sebagai bagian dari tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Dalam pelaksanakan peran sebagai peneliti, guru memiliki tanggung jawab untuk menguji berbagai komponen kurikulum.

    2.5 Prinsip Administarsi Kurikulum

    Kurikulum dibina dan dikembangkan berdasarkan pada prinsip-prinsip yang dianutnya. Prinsip itu pada dasarnya merupakan kaidah yang menjiwai kurikulum tersebut. Prinsip-prinsip yang biasa digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum, menurut Sudirman S, antara lain :

    a. Prinsip orientasi pada tujuan
    Implikasi prinsip ini mengusahakan agar seluruh kegiatan kurikuler terarah dan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan sebelumnya.

    b. Prinsip Relevansi
    Secara umum istilah relevansi diartikan sebagai kesesuain atau keserasian pendidik dengan tuntunan kehidupan masyarakat. Artinya pendidikan dipandang relevan jika hasil perolehan pendidikan itu bersifat fungsional.

    c. Prinsip Elektifitas
    Implikasi prinsip ini dalam pengembangan kurikulum ialah mengusahakan agar setiap kegaitan kurikuler membuahkan hasil tanpa ada kegiatan yang mubazir dan terbuang percuma.

    d. Prinsip Efisiensi
    Implikasi prinsip ini mengusahakan agar kegiatan kurikuler mendayagunakan waktu, tenaga, biaya dan sumber-sumber lain secara cermat dan tepat sehingga hasil kegiatan kurikuler itu sesuai harapan.

    e. Prinsip Fleksibilitas
    Fleksibilitas ini diartikan lentur/tudak kaku dalam memberikan kebebasan bertindak. Dalam kurikulum pengertian itu dimaksudkan dalam memilih program-program pendidikan bagi murid dan kebebasan dalam mengembangkan program pendidikan bagi para guru. Misalnya pengadaan program pilihan yang sesuai dengan kemampuan dan minat murid.

    f. Prinsip Integritas
    Implikasi prinsip ini mengusahakan agar pendidikan dalam suatu kurikulum menghasilkan manusia seutuhnya walaupun kegiatan kurikulernya terjabar dalam komponen kurikulum.

    g. Prinsip Sikronisasi
    Implikasi prinsip ini mengusahakan agar seluruh kegiatan kurikuler seirama, searah dan tujuan. Jangan sampai terjadi suatu kegiatan kurikuler menghambat, berlawanan atau mematikan kegiatan-kegiatan kurikuler.

    h. Prinsip Kesinambungan (Kontinuitas)
    Implikasi prinsip ini mengusahakan agar antara berbagi tingkat dari jenis program pendidikan saling berhubungan. Dalam tatanan bahan kurikuler yang dikaitkan atau saling menjalin.

    i. Prinsip Objektifitas
    Implikasi prinsip ini mengusahakan agar semua kegiatan kurikuler dilakukan dengan kegiatan catatan kebenaran ilmiah dengan mengenyampingkan pengaruh-pengaruh emosional dan irisional.

    j. Prinsip Demokrasi
    Implikasi prinsip ini ialah mengusahakan agar dalam penyelenggaraan pendidikan dikelola dan dilaksanakan secara demokrasi.

    2.6 Raung Lingkup Administrasi kurikulum

    Adapun ruang lingkup administrasi kuriukulumyang dikembangkan terdiri dan dibatasi pada:
    1). Administrasi pengembangan kurikulum, di dalamnya dipelajari masalah perencanaan kurikulum dan pengembangan selanjutnya. Yang merupakan bidang penting yang mendapat perhatian, karena terkait dengan faktor-faktor mendasar, peran berbagai pihak dan metodologi pengembangan itu sendiri, sehingga merupakan suatu proses keseluruhan kegiatan pengembangan kurikulum.

    2). Administrasi pelaksanaan kurikulum. Bidang ini penting dipelajari, sebab erat kaitannya dengan keterlaksanaan kurikulum di sekolah atau pada lembaga pendidikan dan latihan. Peranan administrator( kepala sekolah) dan guru mendapat sorotan tajam.

    3). Supervisi pelaksanaan kurikulum. Bidang ini penting dibahas agak lebih mendasar dan lebih meluas, sebab erat kaitannya dengan upaya pembinaan dan pengembangan kemampuan personel sekolah, yang mendapat tanggung jawab dalam proses pelaksanaan kurikulum, dan dengan cara bagaimana mereka seharusnya dipersiapkan agar mampu bertindak sebagai supervisor efektif.

    4). Pemantauan dan penilaian kurikulum. Bidang ini perlu dibahas, karena peranan dan fungsinya sangat penting dalam rangka pengembangan, pelaksanaan, supervisi dan perbaikan kurikulum.

    5). Administrasi perbaikan kurikulum. Bidang ini penting mendapat perhatian, oleh sebab erat kaitannya dengan upaya membina relevansi pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan sejalan dengan pengembangan masyarakat secara menyeluruh, yang pada akhirnya dapat dikembangkan suatu kurikulum yang baik.

    BAB III
    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan
    Jika merujuk pada pengertian administrasi secara sederhana sebagai kegiatan mengarahkan, maka istilah administrasi kurikulum menekankan pada upaya bagaimana mengarahkan kurikulum sehingga kurikulum dapat dilaksanakan secara tepat dalam berbagai kegiatan pendidikan. Seperti di ketahui, kurikulum mengandung rencana kegiatan yang akan dilakukan selama proses belajar mengajar. Kurikulum seharusnya tidak hanya berfungsi sebagai panduan, tetapi kurikulum juga sebagai instrument dalam meramalkan keadaan masa datang. Dengan demikian, kurikulum memiliki peran sentral dalam mengarahkan capaian tujuan dan sasaran pendidikan.

    Jadi kegiatan dalam administrasi kurikulum adalah berbagai kegiatan yang bertujuan untuk melaksanakan dan mengembangkan kurikulum sehingga kurikulum dapat dijadikan sebagai instrument dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip administrasi, kurikulum kemudian di kembangkan, sehingga dalam pelaksanaannya kurikulum dapat mencapai sasaran pendidikan yang di harapkan. Setidaknya, kegiatan administrasi kurikulum menghendaki agar rumusan kurikulum benar-benar terencana dengan baik sehingga dalam pelaksanannya dapat berjalan dengan baik pula.

    3.2 Saran
    Penulis menyadari akan kekurangan makalah ini, oleh sebab itu diharapkan kepada pembaca untuk dapat memberi kritik dan saran yang konstruktif dalam rangka penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, kepada Allah jualah penulis menyerahkan diri serta memohon taufik dan hidayah-Nya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

    DAFTAR PUSTAKA
    Drs.M.Ngalim Purwanto,Mp, 1987, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
    Prof.Dr.H.Wina Sanjaya,M.Pd,2010, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta :Kencana.
    Rusman. 2009. Managemen Kurikulum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
    Sabri, Ahmad. 2000. Administrasi Pendidikan. Kudus: IB Press. Hal. 54.
    Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
    Disqus
    Pilih Sistem Komentar

    No comments